TARI TOPENG BARONG DI SANGGAR SENI SEKAR PANDAN KERATON KACIREBONAN CIREBON

TARI TOPENG BARONG DI SANGGAR SENI SEKAR PANDAN KERATON KACIREBONAN CIREBON



MAKNA DALAM TARIAN SAKRAL
Tradisi Topeng Barong Brutuk dalam tarian sakral Barong brutuk dipercaya merupakan kelanjutan dari tradisi tarian sakral pada masa pra-sejarah Bali di desa Trunyan tersebut. Hal ini dikarenakan adanya arca Bhatara Da Tonta, yang merupakan arca megalitik, yang dipercaya oleh masyarakat merupakan perwujudan dari Ratu Gede Pancering Jagat yang memiliki unen-unen (anak buah) yang digambarkan dalam bentuk Topeng-Topeng Barong Brutuk tersebut. Awalnya, dalam tarian sakral Barong Brutuk para pelakon ditandai dengan kedok wajah sebagai penanda. Kemudian tradisi itu berlanjut dengan menggunakan topeng sebagai pengganti dari kedok muka tersebut, namun tidak diketahui sejak kapan tradisi kedok muka Barong Brutuk tersebut beganti menjadi bentuk Topeng Barong Brutuk.
Topeng Barong Brutuk yang ada di desa Trunyan di masa kini, memiliki beberapa peran dalam pementasannya pada tarian sakral Barong Brutuk. Peran-peran tersebut, ialah: Raja Brutuk, Ratu Brutuk, Patih dan Kakak Sang Ratu, peran-peran ini ditandai dengan adanya janur (dengan bunga) pada rambut/kepala topeng yang memerankan. Selebihnya memerankan unen-unen (anak buah) Brutuk.
Barong Brutuk adalah tarian Barong yang dipercaya membawa keselamatan dan berkah bagi penduduk Desa Trunyan yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Tarian yang merupakan penggambaran kehidupan para leluhur di jaman dulu sebagai unen-unen (anak buah) dari leluhur orang Trunyan, yakni Ratu Sakti Pancering Jagat dengan istrinya Ratu Ayu Dalem Pingit Dasar. Lecutan cambuk dari penari Topeng Barong Brutuk saat menarikan tarian sakral tersebut dipercaya dapat memberi kesembuhan (tamba/obat) bagi orang yang sakit, juga lembaran-lembaran daun kraras (daun pisang kering) yang menjadi kostum penari Topeng Barong Brutuk yang dipercaya dapat memberi kesembuhan bagi orang yang sakit, kesuburan bagi sawah garapan masyarakat (bila ditebarkan disawah-sawah tersebut) dan penolak malapetaka bagi rumah-rumah masyarakat (apabila disimpan didalamnya).
Barong Brutuk dipentaskan setiap dua tahun sekali, pada upacara Ngusaba Pura Pancering Jagat yakni pada Purnama Kapat. Purnama Kapat (bulan Purnama ke-empat dalam penanggalan Bali) itu diberi kode Kapat Lanang dan Kapat Wadon oleh penduduk. Barong Brutuk hanya dimainkan pada Kapat Lanang oleh para Teruna (remaja pria). Tahun berikutnya, saat Kapat Wadon, Barong Brutuk tidak dipentaskan. Pada Ngusaba di Kapat Wadon ini, yang aktif adalah para Daa Bunga  (remaja puteri). Mereka akan mengisi kegiatan upacara dengan menenun kain suci. Itulah sebabnya secara natural, Barong Brutuk hanya dipentaskan setiap dua tahun sekali.
Secara niskala, Barong Brutuk adalah simbol penguasa di Desa Trunyan (Ida Ratu Ayu Pingit Dalem Dasar (perempuan) dan Ratu Sakti Pancering Jagat (laki-laki) atau dalam prasasti disebut Ratu Datonta). Barong Brutuk menanamkan pengetahuan tentang leluhur kepada generasi penerus mereka. “Barong Brutuk merupakan simbol pertemuan perempuan dan laki-laki sebagai proses kehidupan manusia. Dalam agama Hindu disebut Purusa dan Pradana,” tutur Jero Mangku Kaler, Jero Mangku di Pura Pancering Jagat.

TARI BARONG
Keanekaragaman budaya Bali yang mempesona di mata dunia salah satunya adalah tarian tradisionalnya. Tidak hanya sekedar keindahan gerakan tarinya namun juga makna yang terkandung di dalamnya. Keseniannya banyak memiliki makna dan dianggap sakral bagi penduduk Bali.
Jenis tarian yang ada di Bali seperti Tari Barong misalnya. Tari Barong Bali adalah satu diantara ragam seni pertunjukan khas Bali yang sampai sekarang masih dilestarikan.Tarian tradisional ini berasal dari khasanah kebudayaan Pra Hindu yang menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Tari Barong selain bersifat sakral, saat ini juga bisa menjadi hiburan bagi masyarakat.
Sebagai tarian yang ditampilkan di Pura merupakan bagian dari keagamaan dan bersifat sakral. Namun untuk pertunjukan yang menghibur, biasanya menampilkan pertunjukan atraktif dari penari dan memperlihatkan ilmu kekebalan.

Cerita Tarian Barong
Tari Barong merupakan pertunjukan seni paling populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Secara sekilas barong tidak jauh berbeda dengan barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja cerita yang di mainkan berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda serta di lengkapi tokoh lainnya.
Tarian ini menceritakan mengenai kisah yang tak jarang diceritakan oleh masyarakat umum, yaitu pertempuran kebaikan dan kejahatan. Pihak baik digambarkan oleh sosok barong, makhluk buas berkaki empat yang di dalamnya di kendalikan dua orang penari. Sedangkan lawannya diperankan Rangda yaitu perempuan menakutkan yang memiliki dua taring besar pada mulutnya

Asal Usul Tari Topeng Barong
"Seni topeng barong, diambil dari perpaduan antara permainan barongsai dengan topeng Cirebon. Ide tersebut, dikembangankan oleh ayah saya sendiri Bernard Sianto dan Alhamdulillah dapat apresiasi tinggi," sebutnya. Bukan hanya barongsai dan topeng Cirebon. Musiknya juga hasil kolaborasi antara Barongsai dan Gamelan Cirebon.
"Saat memainkan barong menggunakan gamelan, saat nari topeng mencoba dengan musik barongsai," tuturnya. Pada gerakannya, setelah memainkan permainan barongsai di awal. Para pemain keluar dan langsung menggunakan topeng berwarna hitam dan putih. Kedua topeng itu berperang memperebutkan kekuasaan dalam hal ini topeng barong yang dibuat oleh PSB Kelabang sendiri. Di akhir pertarungan dua topeng itu bersatu.
Filosofi topeng barong itu dari Yin dan Yang menggambarkan sisi baik dan buruk manusia. Kedua topeng itu kemudian bersatu dan mengambil peranan dalam meraih kekuasaan kembali kepada kejayaannya dengan kembali memainkan topeng barong," tuturnya. Seni topeng barong ini banyak mendapatkan apresiasi dari para seniman Cirebon maupun Jawa Barat. "Bangga punya barongsai apalagi sudah dikembangkan menjadi Topeng Barong dan mampu mewakili Jawa Barat di event internasional," kata salah seorang seniman Cirebon, Tutun.
Tutun mengaku sosok Bernard Sianto juga seniman barongsai yang aktif berinteraksi dengan keraton Kanoman dan Kacirebonan melalui seni topeng.
“Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks  Keraton  Kacirebonan  Kota  Cirebon”dilatarbelakangi  bahwa  dalam penyajiannya terdiri dari Barongsai dan dua jenis penari topeng, sehingga peneliti mendeskripsikan  latar  belakang,  struktur  koreografi,  iringan  dan  busana  tari Topeng  Barong  di  Sanggar  Seni  Sekar  Pandan  dengan  metode  deskriptif  danpendekatan  kualitatif.  Hasil  penelitian  disimpulkan  bahwa  tari  Topeng  Barong diciptakan oleh Elang Herry Komarahadi pada tahun 2001 sebagai wujud untukmenambah  hasanah  atau  ragam  seni  yang  berakar  dari  seni  Barongsai  dan  tari Topeng Cirebon yang menggambarkan sifat baik dan burukdengan gerakan yang lincah,  atraktif  dan  bobodoran.  Busananya  terdiri  dari  dua  jenis,  pertama beridentik  warna  putih  dan  kedua  beridentik  warna  hitam.  Iringannya menggunakan  seperangkat  gamelan  yang  berlaras  pelog  serta  alat  musik  seni Barongsai
Dapat disimpulkan bahwa tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan memiliki ciri khas yang berkembang di Jawa Barat, sehingga diharapkan dapat menjadi pengayaan bahan ajar tari kreasi baru untuk mengenalkan kekayaan budaya Cirebon.

0 Komentar