Profile





Perkenalkan , kami dari kelompok 1 Universitas Swadaya Gunung Jati Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi . 
Mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi yang diampu oleh 
Bpk Yono Maulana.,S.Kom.,MM.,MPM

Yang beranggotakan

 Gracia Ameilia Mantik
Mega Yusdiana
 Meita Nur Wulan
Gita Herlina
Triya Dede Lusiana








Sanggar Seni Sekar Pandan dimulai pada tahun 1992, family keraton, yakni elang Tomi dan elang Heri, dan sebagainya mengembangkan seni tradisional tari, music, dan suara dalam sebuah wadah yang dibentuk bernama “Sanggar Sekar Pandan”. Selain mengembangkan seni misi lain yang coba di tuangkan ialah menginvertarisir kesenian di Cirebon. “mengenalkan kesenian pada generasi maka harus dimulai sejak dini”
Bagi elang Heri, kesenian merupakan srbuah tontonan dan tuntunan. Terdapat symbol, makna, dan pesan yang perlu dikaji pelaku dan penonton. Merupakan sebuah apresiasi pelaku seni.
Elang Heri sejak kecil sudah dikenalkan dengan kesenian tradisi yang dirasa sangat sulit sampai akhirnya tertanam rasa memiliki terhadap kesenian pada dirinya, sanggar sekar pandan menetapkan agenda latihan rutin, yakni seni tari yang terdiri dua kelas dilaksanakan setiap hari pada pukul 15.00 untuk tari topeng dan khusus hari jum’at, sabtu, dan minggu di jam yang sama untuk tari garapa, seni music dan suara serta seni rupa yang terdiri dari seni rupa topeng dan lukis kaca berlatih pada hari minggu pukul 15.00. pemberian materinya antara lain seni tari yang terdiri dari seni tari topeng, wayang wong, sintren, lumping, acrobat, dan kreasi tradisi, seni music yang terdiri dari rentng dan gamelan seni rupa yang terdiri kedok atau topeng dan lukis kaca, serta suara terdiri dari tembang Cirebon macapat pupuh, pantura, tarling, dan gembyong, dan barongsai.
 Banyak prestasi yang sudah berhasil di ukir oleh sanggar ini, antara lain juara topeng sejawa Barat,  juara senusantara tahun 2000 dalam acara kirab budaya, terbang ke Korea setelah tahun 2014 atas permintaan duta seni, dan tahun 2017 tampil di Yunani, serta masih banyak lagi keberhasilan yng sudah diberikan untuk Indonesia, khususnya Cirebon.
 Menurut beliau kurang lebih 10 tahun ini denyut kehidupan kesenian di Cirebon dari tahun ke tahun kian terasa. Terlebih dinas telah mewajubkan siswa untuk mengenal seni tradisi, sedangkan dulu begitu sulit. “awalnya siswa hanya mengikuti program, tapi jadi minat. Mereka yang tadinya belum tau menjadi tau, belum bisa menjadi bisa.” Hadirnya program dari pemerintah tentu sangat membantu para pelaku seni budaya adar lebih muda mengenalkan kesenian terutama budaya daerah kepada generasi muda, namun tak dipungkiri meski demikian masih banyak kesulitan yang ditemukan di lapangan, semisal Sanggar Sekar Pandan sendiri sering kali kewalahan bila dating rombongan dari sekolah untuk observasi. “kewajiban kami akan memfasilitasi mereka, tapi ya Alhamdulillah ada saja siswa yang minta diajarkan .” kebermanfaatan lain yang di dapatkan selain itu adalah hubungan seniman dan budayawan dengan guru seni yang dulu berjarak kini lebih erat dan bisa saling bersinegri.
 Di akhir perbincangan, beliau berharap sanggar sekar pndan bisa terus maju, anak-anak selaku generasi penerus mau mengembangkan seni budaya daerah, program dinas yang bermanfaat bagi seni budaya dapat berjalan terus, dan kepada semua elemen baik saling bersinegri untuk membangun Cirebon yang berbudaya.

Sejarah Topeng




Tari Topeng yaitu sebuah karya seni yang diciptakan sebagai wujud atau ekspresi dari konsep batin yang berhubungan dengan wajah. Karya seni tari ini keberadaannya sangat melekat dalam kebudayaan masyarakat di daerah Cirebon, bahkan sebagai ciri khas atau tari topeng sangat identik dengan Kota Cirebon. Tari topeng Cirebon ini prakteknya dengan menggunakan kedok atau topeng. Tari topeng ini sebagai salah satu tarian di wilayah kesultanan Cirebon salah satunya di Keraton Kacirebonan yaitu Sanggar Sekar Pandan yang dilatih oleh Elang Heri Komara Hadi yang sering dipanggil dengan panggilan bang Heri.Selain di daerah Cirebon, tari ini juga bisa ditemukan di daerah Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, dan Brebes. Tari Topeng Cirebon ini dapat dimainkan oleh satu orang atau lebih, biasanya yang memainkan tari ini adalah satu orang, namun terkadang dimainkan oleh beberapa orang.Tari topeng memiliki kekhasan yaitu pada gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, sementara iringan musiknya didominasi oleh kendang dan rebab, rebab adalah salah satu alat musik yang digesek, sumber bunyinya berasal dari sebuah dawai atau senar. Tapi pada jaman sekarang tari topeng sering diiringi oleh rekaman lagu yang diiringi kendang dan rebab.Keunikan lainnya adalah adanya proses pewarisan dari generasi yang tua ke generasi yang lebih muda. Seperti bang Heri yang mengajarkan tari topeng kepada anak-anak, dan remaja agar kesenian ini tetap lestari dan tidak punah tertelan oleh jaman. Seperti yang diketahui, tari ini memiliki proses pewarisan yang erat hubungannya dengan adat istiadat sebuah desa atau daerah yang memiliki tari topeng dengan kekhasannya sendiri. 
Dalam sejarahnya, awal mulanya jauh sebelum tari topeng di Cirebon, ada tarian sejenis ini yang menggunakan kedok atau topeng dan berkembang di daerah Jawa Timur sekitar abad 10 sampai 16 masehi.Pada masa kerajaan Jenggala tarian ini mulai masuk ke daerah Cirebon yang dibawa melalui seniman jalanan. Di Cirebon tari topeng ini kemudian mengalami perpaduan atau penyatuan dengan kesenian setempat sehingga dapat melahirkan sebuah kesenian topeng yang khas. Selanjutnya mengenal Kota Cirebon sebagai salah satu pintu masuk atau gerbang dari penyebaran agama islam di Indonesia lebih tepatnya Tanah Jawa , dengan ini sangatlah berdampak pada perkembangan seni tradisi yang telah ada sebelumnya. Syarif Hidayatullah atau yang sering disebut Sunan Gunung Jati yang menjadi tokoh utamanya sekitar pada tahun 1470-an ia menjadikan wilayah Cirebon sebagai pusat atau sentral dari penyebaran agama islam. Ia bekerja sama dengan sunan kalijaga keduanya berusaha memfungsikan tari topeng sebagai dari upaya penyebaran agama islam di Tanah Jawa terutama di daerah Cirebon, tari topeng ini dijadikan sebagai tontonan di lingkungan sekitar keraton. Pada saat Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon pada tahun 1479 terjadi serangan oleh Pangeran Welang , saking saktinya Sunan Gunung Jati pun tidak sanggup untuk melawannya. Karena tidak sanggup melawan Pangeran Welang akhirnya Sunan Gunung Jati pun memilih jalan tengah atau jalan diplomasi dengan menggunakan kesenian yaitu seni tari topeng.Tarian ini mengandung simbol-simbol yang mempunai makna tertentu , simbol-simbol yang terdapat pada tarian ini berupa cinta, keanggunan, nilai kepemimpinan, dan kebijaksanaan yang terdapat pada tarian itu.Penari yang mementaskan tari topeng sering disebut dengan dalang , karna pada setiap penari dapat memerankan karakter atau watak dari topeng yang digunakan.
Topeng mempunyai karakter yang berbeda-beda.Awalnya tari topeng ini hanya ditampilkan atau dikonsentrasikan pada lingkungan keraton saja, tetapi dengan berkembangnya waktu tari topeng ini dapat berkembang di masyarakat luas bahkan sudah dianggap kesenian tari yang berasal dari tarian rakyat. Sebagai hasil budaya rakyat Cirebon, tari topeng ini banyak mengandung nilai-nilai atau pesan-pesan yang terkandung .Unsur-unsur yang terkandung mempunyai arti yang simbolik yang bila diterjemahkan memiliki arti yang sangat menyentuh perasaan ataupun hati karna terkandung aspek-aspek kehidupan. Aspek kehidupan dalam hal ini sangatlah beragam dan bervariasi termasuk kepribadian, kepemimpinan, cinta, angkara murka atau marah, serta penggambaran sosok remaja , dan penggambaran manusia sejak lahir hingga dewasa . Pada awalnya kesenian tari topeng ini dipentaskan di lingkungan yang terbuka , yang biasanya masyarakat yang ingin menonton membentuk posisi setengah lingkaran , seperti pada halaman rumah para petinggi , di blandongan atau tenda, dan dapat juga di bale atau sering disebut panggung dengan menggunakan penerangan yang sangat sederhana hanya menggunakan obor. Berbeda dengan zaman sekarang semakin bertambahnya zaman teknologi pun makin berkembang, zaman sekarang pertunjukan Tari Topeng Cirebon dipentaskan di dalam sebuah gedung atau aula dengan tata pencahayaan yang sudah modern dengan menggunakan listrik , dan music yang tidak menggunakan kendang dan rebab tetapi melalu rekaman atau CD yang dapat diputar , tetapi masih banyak juga yang memakai kendang dan rebab untuk pementasan seni Tari Topeng Cirebon ini. Mengenai struktur pada saat adanya pagelaran akan selalu bergantung pada kemampuan rombongan atau sekelompok orang , fasilitas, dan jenis penyajian yang dibawakan. Pada sanggar sekar pandan dalam latihan masih banyak kendala yaitu masih kurangnya fasilitas untuk tempat berlatih . Dalam mencintai ragam budaya bangsa sendiri banyak remaja atau anak muda yang malu untuk mencintai budaya Negara tercinta ini , mereka terlalu menyukai budaya luar, yang ditakuti pada zaman sekarang Tari Topeng Cirebon ini punah dan tidak ada yang melestarikan lagi. Kendala pada Sanggar Sekar Pandan pun juga murid-murid yang sedikit.Seharusnya anak-anak sampai para remaja ikut berpartisipasi belajar Tari Topeng Cirebon sebagai salah satu wujud cinta pada Negara Indonesia ini.Pada Tari Topeng Cirebon ini dalam segi pertunjukan dibedakan menjadi dua kategori yaitu , yang pertama topeng alit atau topeng kecil itu memiliki struktur yang minimalis baik dari segi peralatan ,dalang, dan penyajiannya. Pada kategori ini biasanya melibatkan lima orang hingga tujuh orang dalam sebuah pertunjukkan, orang-orang tersebut memiliki multiperan yang berarti babak topeng tidak hanya yang dibawakan oleh dalang saja, namun wiyaganya turut membantu.Wiyaga itu adalah orang yang bermain gamelan atau alat music pada saat penampilan tari topeng berlangsung.Yang kedua yaitu pagelaran topeng gede, topeng gede bukan bermaksud menggunakan topeng yang besar tetapi seperti namanya , kategori ini memiliki struktur yang cuku besar , bisa dibilang struktur topeng gede adalah penyempurnaan dari topeng alit. Dilengkapi dengan tataluan atau sering disebut musik pengiring yang lengkap ,dapat memuat lima babak sekaligus , serta dilengkapi dengan lakonan dan jantuk atau yang sering disebut dengan nasihat – nasihat , jantuk biasanya ditampilkan pada akhir pagelaran karena mengandung nasihat – nasihat yang mendidik atau sebagai pesan moral.Selebihnya, pelaksanaan Tari Topeng Cirebon sangatlah beragam dan disesuaikan dengan kebudayaan suatu daerah atau desa yang memiliki tarian topeng yang khas.

0 Komentar